Satgas Covid-19 Minta 5 Provinsi Tambah Fasilitas Kesehatan

Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito

Jakarta, beritajuara.id- Juru bicara Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, meminta para kepala daerah yang wilayahnya mengalami peningkatan jumlah kematian pasien Covid-19 untuk dengan cepat menambah fasiltas kesehatan.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan hal ini dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, di Graha BNPB, Selasa (10/8/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Wiku mengatakan ada perkembangan kematian mingguan, di mana  5 provinsi dengan angka kenaikan tertinggi yakni Riau naik 59 kasus, Sumatera Utara naik 49 kasus, Sumatera Selatan naik 45 kasus, Bangka Belitung naik 44 kasus dan Jawa Tengah naik 41 kasus.

“Maka dari itu, selain berfokus penurunan kasus aktif, penurunan kematian juga menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM ini. Karena kenaikan kematian yang telah berlangsung 3 Minggu berturut-turut ini, kita telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian diatas 1000 orang per hari,” ujarnya.

Wiku mengatakan untuk itu fokus penanganan saat ini,  perlu ditekankan di semua provinsi termasuk yang ada di luar Jawa-Bali. Untuk provinsi yang saat ini kenaikan kasusnya sangat tinggi, lanjutnya, dimohon pada gubernur, bupati dan walikota setempat segera bergerak mengantisipasi mempersiapkan fasilitas kesehatan.

Para kepala daerah, kata Wiku, juga harus bisa membaca data dan segera menindaklanjuti adanya perkembangan yang kurang baik. Sebagai contoh, lanjutnya, apabila ada kenaikan angka positif, kepala daerah harus segera mengamati angka ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, sehingga ketersediaan kapasitas tempat tidur di rumah sakit terus dipantau dan dapat melayani pasien positif COVID-19.

“Dan kemampuan pemerintah daerah dalam membaca data sangat penting dalam penanganan Covid-19,” tegasnya.

 Pemerintah daerah diminta bersungguh-sungguh menekan angka kematian dengan terus menekan ketersediaan tempat tidur, mencukupi obat-obatan, ventilator dan alat kesehatan lainnya di rumah sakit rujukan COVID-19. Dan dengan menurunnya angka BOR, harusnya bisa menekan kematian pasien secara maksimal karena pasien yang butuh rumah sakit juga menurun.

Wiku menambahkan bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri harus dikontrol melalui posko desa/kelurahan hingga ke tingkat terkecil tingkat RT/RW.

“Agar tidak terlambat ditangani dan pasien yang tidak memungkinkan isolasi mandiri  di rumah segera dirujuk ke rumah sakit. Mengingat saat ini tingkat BOR menurun,” pungkas Wiku. (kris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *