Menteri BUMN: Saya Bukan Super Menteri, Ini Penugasan Untuk Selamatkan Rakyat

Jakarta, BeritaJuara.id- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengaku dirinya sering dipersepsikan salah karena seolah-olah mengambil alih tugas dan peran dari kementerian lain. Ia menegaskan, dirinya bukanlah super menteri, sesungguhnya apa yang dilakukannya saat ini adalah bagian dari penugasan untuk menyelamatkan rakyat.
Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan hal ini dalam wawancara dengan CNN TV, Sabtu (17/7/2021) pagi ini. “Kalau kami di BUMN dipersepsikan menjadi sebagai super menteri karena mengambil alih tugas kemeterian yang lain, itu salah,” tegas Erick.
Erick menegaskan peran kementerian yang dipimpinnya dalam menangani pandemi Covid-19 ini sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), yang selalu terkordinasi dengan kementerian lain. Sejauh ini, lanjutnya, tidak ada tumpang tindih antar kementerian dalam menjalankan perannya masing-masing.
Erick mencontohkan bagaimana BUMN berkordinasi dengan Kemenkes untuk menyiapkan oksigen medis untuk disuplai ke puskesmas dan rumah sakit. “Kita produksi obat dan oksigen untuk disuplai ke puskesmas dan rumah sakit, termasuk kita juga mendatangkan obat dari luar negeri,” ujarnya.
Untutk oksigen medis, kata Erick, sejumlah perusahaan BUMN seperti PT.Krakatau Steel dan PT.Pupuk Sriwijaya masing-masing menyuplai 3 ton oksige per hari. Dan mulai 15 Agustus mendatang, PT.Petrokimia Gresik akan mensuplai 21,5 ton per hari.
Selain obat dan oksigen, lanjut Erick, BUMN juga terlibatan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menyiapkan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Rumah Sakit Asrama Haji, dan dalam rencana membangun rumah sakit Modular di belakang Taman Anggrek, Simpruk, dan tempat-tempat lainnya.
Ketika ditannya terkait polemik vaksin gotong royong, Erick menjelaskan kalau program vaksin ini gratis untuk pekerja, karyawan, dan bahkan untuk keluarga karyawan perusahaan. Karena vaksin ini, lanjutnya, dibeli oleh perusahaan untuk diberikan atau disuntik gratis kepada karyawan perusahaan.
Erick menambahkan sudah 1,5 juta dosis vaksin gotong royong ini telah diberikan kepada pekerja atau karyawan perusahaan. “Ini sangat bagus, karena ada banyak perusahaan yang bantu pemerintah mempercepat vaksinasi dan mereka menggratiskan vaksin untuk karyawannya,” jelasnya sambil menambahkan kalau kemenetreriannyalah yang menyiapkan vaksin gotong royong ini.
Vaksin gotong royong, kata Erick, bukanlah vaksin hibah yang diterima oleh pemerintah baik dari negara asing maupun organisasi internasional. Kalau pun merknya sama, lanjutnya, vaksin gotong royong dibeli sendiri oleh BUMN.
Erick mengatakan, baik vaksin pemerintah maupun vaksin gotong royong adalah vaksin gratis. Sebab penerima vaksin pemerintah dan vaksin gotong royong, tidak mengeluarkan uang untuk mendapatkan vaksin itu. Dan vaksin gotong royong, lanjutnya, hanya 5 persen dari keseluruhan vaksin gratis yang dibagikan oleh pemerintah.
Menurut Erick, keterlibatan BUMN dalam menangani pandemi Covid-19 ini adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab kementereiannya untuk menyelamatkan rakyat. “Yang sempurna itu milik Allah, tetapi kita berusaha untuk menjadi yang terbaik,” katanya. (kris)