Menparekraf Dorong Sektor Ekraf Jadi Lokomotif Kebangkitan Ekonomi di Jembrana Bali

Bali, BeritaJuara – Efek pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mengakibatkan menurunnya berbagai aktivitas yang berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat di berbagai sektor, khususnya masyarakat rentan dan miskin.

Efek pandemi Covid-19 pun masih dirasakan sektor pariwisata, khususnya di Bali. Pemberlakuan kebijakan pembatasan masuknya kunjungan internasional terkait pengendalian pandemi Covid-19 berdampak terhadap minimnya wisatawan mancanegara yang datang berlibur keBali.

Menparekraf Sandiaga Uno pada saat menghadiri Pelantikan DPD Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI) dan Dialog Ekonomi Kreatif di Jembrana, Selasa (22/2/2022) mendorong masyarakat untuk bergerak bangkit dan tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata namun melihat peluang di sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi pendorong kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

“Hari ini kita melihat semangat ekonomi Jembrana untuk bangkit. Banyak sekali lapangan kerja yang hilang lantaran sangat bergantung pada sektor pariwisata disaat pandemi. Ke depan dengan ekonomi kreatif sebagai lokomotif kita yakin dapat menciptakan lapangan kerja di Jembrana dan Provinsi Bali,” katanya.

Setidaknya terdapat beberapa sektor unggulan diluar pariwisata yang dimiliki Jembrana untuk dijadikan sektor ekonomi kreatif. Selain perkebunan dengan komoditas unggulan kakao, Jembrana juga  memiliki potensi di perikanan, kelautan, kuliner serta hasil pertanian lainnya.

Menparekraf Sandiaga menjelaskan kebangkitan ekonomi ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat Jembrana sejak dua tahun selama pandemi. Dan di kuartal ke 2 tahun ini diharapkan perekonomian Jembrana grafiknya menjadi positif dan terbuka peluang usaha lebih luas.

“Ini adalah program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Dan transformasi harus dimulai. Dengan dibukanya Angkringan Negaroa Bahagia yang difasilitasi Pemerintah Daerah diharapkan dapat mendorong penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat,” katanya.

Menparekraf menjelaskan Desa Kreatif telah memiliki payung hukum dengan sudah dikeluarkannya Kepmen Nomor KM/107/KD.03/2021 Tahun 2021 tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif.

“Desa kreatif juga kita kerjasamakan lintas lembaga. Kabupaten Jembrana bisa memilih satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi unggulan untuk dikembangkan. Berdasarkan data dari Bank Indonesia yang sangat berpotensi untuk dikembangkan yaitu kriya, kuliner, dan fesyen. Cokelat misalnya menjadi salah produk yang diunggulkan,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Bupati Jembrana menjelaskan terkait pengembangan potensi desa kreatif pihaknya akan menginventarisasi potensi desa kreatif yang ada di daerahnya agar nantinya dapat dilakukan pendampingan dan pembinaan untuk menghasilkan produk ekonomi kreatif unggulan.

“Kami akan menginventarisasi produk ekonomi unggulan yang ada di Jembrana dan produk kreatif yang dapat kita bina. Setelahnya nanti kita akan membentuk DPC-DPC di setiap wilayah yang ada di Jembrana,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut hadir bersama Menparekraf, Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu; Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Riwud Mujirahayu; Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho; dan Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna. (Yusep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *